Magang untuk Meningkatkan Kapasitas CSO Lingkungan di Papua

Auriga Nusantara menyelenggarakan program internship bagi organisasi masyarakat sipil di Papua. Demi peningkatan kapasitas.


Kerja kolaboratif merupakan salah satu upaya membangun dan menguatkan jaringan atau mitra, juga saling isi di antara mereka, dalam kegiatan advokasi dan kampanye. Hal ini berlaku pula di bidang pelestarian dan penegakan hukum sumber daya alam dan lingkungan hidup. Dan tak terkecuali perihal masyarakat hukum adat, khususnya di wilayah Papua.

Auriga Nusantara pada awal 2020 telah melakukan asesmen kapasitas organisasi masyarakat sipil atau civil society organizations (CSO) di Papua. Hasilnya: teridentifikasi beberapa kebutuhan penguatan kapasitas bagi jaringan di sana, antara lain peningkatan kapasitas dalam advokasi dan membangun jaringan, di tingkat lokal maupun nasional.

Pembukaan: dibuka oleh Team Leader Program : Nanang Farid Syam

Pembukaan: dibuka oleh Team Leader Program : Nanang Farid Syam

Di antara yang perlu dilakukan adalah peningkatan kapasitas masyarakat sipil dalam memahami isu-isu sumber daya alam dan lingkungan hidup; peningkatan kapasitas dalam pendampingan komunitas; penguatan kapasitas tata kelola organisasi pengolahan data dan informasi, pelatihan drone; penguatan kapasitas dalam kampanye isu sumber daya alam, advokasi, serta investigasi kasus; dan pelaporan temuan kasus korupsi dan perusakan sumber daya alam.

Sebagai kelanjutan dari asesmen tersebut diselenggarakanlah program internship atau magang peningkatan kapasitas masyarakat sipil di wilayah Papua. Berlangsung di kantor Auriga Nusantara, Jakarta, pada 20 Juni hingga 20 Juli 2022, kegiatan ini diikuti empat orang. Mereka adalah perwakilan dari perkumpulan masyarakat sipil di Papua, yakni Damianus Walilo (Perkumpulan Nayak Oase) dari Manokwari, Haris Sugiyanto Tajemu (Perkumpulan Harmoni Alam Papuana) dari Merauke, Samuel Orocomna (Perkumpulan Panah Papua) dari Teluk Bintuni, dan Oskar Simon Hamberi (Perkumpulan untuk Pengkajian dan Pemberdayaan Masyarakat Adat Papua).

Peserta internship dibekali materi dan informasi sesuai kurikulum yang sudah disusun oleh setiap direktorat program di Auriga Nusantara serta materi spesial dari expert; mereka juga diajak mengunjungi kantor Jatam (Jaringan Tambang Nasional), membahas isu-isu tambang di wilayah timur. Pembekalan kemudian dilanjutkan dengan implementasi, melalui praktik langsung, terutama tentang penghimpunan dan pengolahan data spasial tutupan lahan kebun, juga hutan, serta penggunaan drone dan alat-alat penunjang investigasi lapangan.

Pembekalan materi pada pekan pertama kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Kebun Auriga Nusantara, lalu pada minggu kedua diisi Direktorat Hutan Auriga Nusantara. Selanjutnya, pada pekan ketiga, materi disuguhkan oleh Direktorat Informasi dan Data, disusul pada minggu keempat oleh Direktorat Tambang dan Mineral Auriga Nusantara. Adapun materi spesial dikemas dalam bentuk penyusunan laporan pengaduan atas dugaan adanya korupsi sumber daya alam maupun perusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup, disampaikan oleh Direktorat Penegakan Hukum Auriga; serta jurnalisme dan kampanye isu sumber daya alam oleh media, yakni Betahita.id.

Melalui kegiatan internship selama lebih kurang tiga puluh hari ini peserta diharapkan mampu menyebarluaskan pengalaman dan informasi yang didapat kepada perkumpulan asal serta jaringan-jaringan di Papua. Program ini pun diharapkan bisa menjadi program yang diadakan setiap tahun dengan peserta yang lebih banyak dan pemateri yang beragam. Sebab program ini menjadi salah satu langkah untuk melidungi alam Papua dari perusakan serta eksploitasi berlebihan melalui peningkatan kemampuan dan kapasitas masyarakat sipil jaringan peduli alam Papua.


Kunjungan ke kantor Jatam


Tatakelola organisasi oleh Team Leader


Pelatihan Drone






Proses penyampaian materi masing-masing direktorat