Sepuluh Oligark di Industri Batu Bara Indonesia

Oleh Viriya Singgih

Dengan cadangan raksasa di Kalimatan dan Sumatera, produksi batu bara Indonesia tumbuh hampir 47 kali dalam tiga dasawarsa lalu, dan kini menjadi sumber energi murah bagi produksi separuh dari kebutuhan listrik di seluruh negeri. Tapi batu bara juga mendatangkan kerusakan lingkungan. Pembakaran batu bara di pembangkit listrik menghasilkan emisi CO2 yang menjadi salah satu penyebab perubahan iklim dan mengotori udara dengan bahan kimia yang membahayakan kesehatan manusia. Penambangan batu bara pun mencemari sumber air, merusak hutan serta lahan, dan memicu konflik tanah.

Meski begitu, biarpun menimbulkan kerusakan lingkungan, industri batu bara masih disukai di Indonesia bukan hanya karena murah untuk menghasilkan listrik dan sumbangannya kepada penerimaan negara, melainkan juga karena pemilik perusahaan pertambangannya mempunyai jejaring politik dan pengaruh yang luas. Artikel ini memaparkan sepuluh oligark yang menguasai perusahaan batu bara terbesar di Indonesia atau posisi kuat di dalam pemerintahan dengan pengaruh di kalangan politikus, konglomerat, dan militer, juga peta jaringan koneksinya.

Selengkapnya: https://projectmultatuli.org/profil-peta-koneksi-bisnis-dan-politik-10-oligark-batubara-terbesar-di-indonesia-di-bawah-pemerintahan-jokowi/#